Antelope Canyon di Arizona, Amerika (Thinkstock/IngaL)
Fotografer Peter Lik berhasil memecahkan rekor soal penjualan foto. Bulan lalu, gambarnya yang menampilkan tebing bebatuan eksotis terjual dengan angka sangat fantastis. US$ 6,5 juta atau Rp 82 miliar.
Karya itu langsung menjadi foto termahal yang pernah dijual sepanjang sejarah. Penasaran di mana lokasi Lik menciptakan jepretan senilai itu? Jawabannya ada di Antelope Canyon, formasi bebatuan luar biasa epik di sebelah utara Arizona.
Tidak butuh golden moment untuk mengabadikan bebatuan cadas di sana. Segala suasana terasa sempurna. Di pagi dan siang hari, ada seberkas sinar yang menyeruak di antara bebatuan dan terjatuh indah, membentuk seperti spotlight alami.
Saat sore tiba, sinar matahari yang oranye membuat bebatuan di sekitarnya memantulkan warna keemasan. Lik mengabadikan 'spotlight' itu dan memberinya aksen hitam-putih. Kesannya jadi lebih magis.
Sejak dibuka 1997, Antelope Canyon banyak diburu fotografer. Lokasi itu punya dua tebing ikonik. Satu dijuluki Upper Antelope Canyon atau The Crack, satu lagi Lower Antelope Canyon atau The Corkscrew. Keduanya ada di Taman Nasional Navajo.
The Crack dikenal sebagai tempat air yang mengalir di antara bebatuan. Tempat itu ada di ketinggian 1.200 meter dan tebingnya menjulang sampai 36 meter. Sedang The Corkscrew dikenal sebagai bebatuan tebing yang melengkung.
Lengkungan indah Antelope Canyon membuatnya kondang. Apalagi itu semua alami, termasuk air dan koridor serupa gua yang terbentuk karena apitan tebingnya.
Fenomena Antelope Canyon terjadi karena bentukan erosi bebatuan di Navajo. Limpahan air di musim hujan membanjiri cekungan tebing, dan membawa butir pasir mengaliri lorong-lorong sempit. Kelamaan, itu mengikis tebing, membentuk 'koridor'.
Karya itu langsung menjadi foto termahal yang pernah dijual sepanjang sejarah. Penasaran di mana lokasi Lik menciptakan jepretan senilai itu? Jawabannya ada di Antelope Canyon, formasi bebatuan luar biasa epik di sebelah utara Arizona.
Tidak butuh golden moment untuk mengabadikan bebatuan cadas di sana. Segala suasana terasa sempurna. Di pagi dan siang hari, ada seberkas sinar yang menyeruak di antara bebatuan dan terjatuh indah, membentuk seperti spotlight alami.
Saat sore tiba, sinar matahari yang oranye membuat bebatuan di sekitarnya memantulkan warna keemasan. Lik mengabadikan 'spotlight' itu dan memberinya aksen hitam-putih. Kesannya jadi lebih magis.
Sejak dibuka 1997, Antelope Canyon banyak diburu fotografer. Lokasi itu punya dua tebing ikonik. Satu dijuluki Upper Antelope Canyon atau The Crack, satu lagi Lower Antelope Canyon atau The Corkscrew. Keduanya ada di Taman Nasional Navajo.
The Crack dikenal sebagai tempat air yang mengalir di antara bebatuan. Tempat itu ada di ketinggian 1.200 meter dan tebingnya menjulang sampai 36 meter. Sedang The Corkscrew dikenal sebagai bebatuan tebing yang melengkung.
Lengkungan indah Antelope Canyon membuatnya kondang. Apalagi itu semua alami, termasuk air dan koridor serupa gua yang terbentuk karena apitan tebingnya.
Fenomena Antelope Canyon terjadi karena bentukan erosi bebatuan di Navajo. Limpahan air di musim hujan membanjiri cekungan tebing, dan membawa butir pasir mengaliri lorong-lorong sempit. Kelamaan, itu mengikis tebing, membentuk 'koridor'.
0 komentar:
Posting Komentar