Selasa, 24 Maret 2015

Tagged Under:

Ditemukan Replika Sistem Tata Surya Kuno

By: DoniN On: 07.33
  • Share The Gag
  • Ditemukan Replika Sistem Tata Surya KunoGambar konsep sistem pada bintang Kepler-444 yang menjadi rumah bagi lima planet kecil yang mengorbit kompak. (Tiago Campante/Peter Devine)
    Pesawat antariksa Kepler milik National Aeronautics and Space Administration (NASA) berhasil mengumpulkan gambar dan data bahwa ada 'replika' sistem tata surya kuno.

    Pesawat Kepler menelusuri sistem tata surya kuno di sekitar Kepler-444 yang merupakan bintang seperti matahari. Kepler-444 adalah 75 persen dari ukuran matahari.

    Para ahli astronomi mengaku terkejut saat mengetahui usia tata surya kuno itu berkisar 11,2 miliar tahun, sedangkan tata surya yang kita huni baru berusia 4,6 miliar tahun. Dari laporan situs Popular Science, ketika matahari 'lahir', berarti bintang Kepler-444 sudah lebih dulu ada.

    Kepler-444 yang berlokasi 117 tahun cahaya dari galaksi Bimasakti itu dikelilingi lima planet yang ukurannya terbilang kecil seperti Merkurius dan Venus. Planet-planet tersebut juga mengorbit Kepler-444 yang jaraknya tidak terlalu jauh, yaitu kurang dari sepersepuluh dari jarak Bumi dengan matahari.

    "Ini anggota tua dalam galaksi, serta usianya sangat membuat kami bersemangat," ujar Sarbani Basu, seorang profesor astronomi dari Universitas Yale sekaligus salah satu anggota penelitian. "Sistem planet ini terbentuk saat Bimasakti berusia terlampau muda."

    Penemuan 'matahari' kuno serta planet-planet lain yang mengelilinginya nampaknya semakin membuka peluang rasa penasaran apakah mereka pernah menopang kehidupan.

    "Khusus kasus ini, kelima planet tersebut tidak berada di zona layak huni," jelas Basu. "Namun, jika Anda memiliki planet-planet seperti mereka di zona layak huni, maka mereka berpotensi pernah menopang kehidupan kuno di masa lalu."

    Kabarnya, pesawat Kepler menghabiskan waktu empat tahun untuk mendapatkan data rinci seismik mengenai Kepler-444 beserta planet-planet yang mengelilinginya itu.

    Menurut Basu, suhu tinggi dari sebuah bintang menyebabkan materi tertentu di lapisan luarnya memanas dan mendidih, sehingga mendorong seluruh bintang berguncang. Guncangan tersebut secara berkala mengubah kecerahan bintang dalam jumlah sangat kecil.

    Kemudian para peneliti mempelajari interval peredupan dan kecerahannya untuk mengetahui ukuran, usia, dan komposisi Kepler-444. Proses itu dinamakan asteroseismology.

    Sementara untuk menentukan jumlah planet yang mengelilingi Kepler-444, para peneliti fokus pada peredupan bintang saat planet-planet melewati di depannya, karena mereka meredupkan cahaya bintang secara signifikan. 

    0 komentar:

    Posting Komentar