Selasa, 24 Maret 2015

Tagged Under:

Eloknya Wisata Bahari di Negara Kepulauan Terbesar Sedunia

By: DoniN On: 07.21
  • Share The Gag
  • Keoknya Wisata Bahari di Negara Kepulauan Terbesar SeduniaKecantikan pantai Senggigi di Lombok (Detikcom/Dikhy Sasra)
    Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Sebanyak dua pertiga wilayah Indonesia pun terdiri dari laut. Namun, potensi laut di Indonesia masih belum maksimal, salah satunya dari segi pariwisata.

    Melihat rendahnya angka pariwisata bahari di Indonesia, membuat Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menetapkan target yang tinggi. Menurutnya, potensi wisata bahari Indonesia sangat besar namun kurang dimanfaatkan secara maksimal.

    "Kami inginkan kontribusi wisata bahari 20 persen dari GDP (Gross Domestic Product). Sekarang 10 cuma persen," kata Arief dalam Seminar bertajuk Peningkatan Konektivitas Pulau-pulau di Indonesia untuk Pengembangan Wisata Bahari, Selasa (10/3). Target tersebut diharapkan bisa tercapai pada tahun 2019 nanti.

    Arief menuturkan, persentase pendapatan negara maupun nominal sumbangan pariwisata bahari Indonesia sangat rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia. Hal ini disebabkan akibat kurangnya akses ke destinasi wisata bahari. "Malaysia saja sudah 40 persen (GDP). Maldives hampir 100 persen (GDP) dari wisata bahari. Indonesia sangat sayang dilihat dari persentase maupun nominal," ujarnya.

    Maldives atau Maladewa, jelas Arief, yang memiliki 300 ribu penduduk bisa mendatangkan 1,1 juta wisatawan mancanegara. Dengan data tersebut, pendapatan Maladewa dari sektor wisata bahari saja sudah mencapai 2 miliar dolar. "Maldives tidak lebih besar dari Belitung. APBD-nya 700 miliar, PAD-nya (Pendapatan Asli Daerah) 300 M, seperdelapannya Maldives.”

    Tak hanya dengan Malaysia dan Maladewa, dari segi wisata bahari Indonesia juga kalah dengan Australia Barat. "Australia Barat garis pantainya 2 ribu kilometer, kita 100 ribu kilometer. Tapi Australia Barat bisa menghasilkan devisa 3 miliar, kita hanya 1 miliar," papar Arief.

    Melihat adanya fenomena ini, Kementerian Pariwisata menetapkan target yang lebih tinggi karena potensi wisata bahari di Indonesia lebih besar daripada negara-negara tersebut. "Pasti ada sesuatu yang salah. Dan kita harus bisa merumuskan apa yang salah di kita," tukas Arief.

    Menurut laki-laki kelahiran Banyuwangi itu, salah satu faktor yang menghambat perkembangan wisata bahari di Indonesia adalah akses. "Tanpa akses suatu daerah tak bisa disebut destinasi wisata. Banyak yang bertanya, daerah saya indah tapi kenapa enggak dijual? Karena tidak ada aksesnya. Mars juga indah tapi tidak ada aksesnya."

    Untuk mengembangkan potensi pariwisata bahari, aksesibilitas merupakan hal yang utama. Dengan adanya akses yang memadai, wisata bahari pun diharapkan bisa menggejot jumlah wisatawan yang ditargetkan mencapai 20 juta sampai tahun 2019 karena potensi wisata bahari dianggap potensial dan menjanjikan. Pemerintah pun menargetkan pertumbuhan wisatawan dari yang mulanya 1 juta pada tahun 2014 bisa bertambah menjadi 4 juta di tahun 2019.

    0 komentar:

    Posting Komentar