Selasa, 24 Maret 2015

Tagged Under:

Tempat Wisata Penuh Sejarah di Negeri Ginseng

By: DoniN On: 07.02
  • Share The Gag
  • Tempat Wisata Penuh Sejarah di Negeri GinsengIstana Gyeongbokgung, Seoul (Getty Images)
    Korea Selatan tak melulu soal budaya populer. Di Negeri Ginseng ini, wisatawan juga dapat belajar serta mengagumi keindahan dan eksotisme budaya Korea Selatan di masa lampau.

    Dilansir dari berbagai sumber, sempatkan singgah di beberapa tempat berikut ini saat Anda berkunjung ke Korea Selatan:

    Kuil Bulguksa

    Keindahan arsitektur bebatuan menjadi daya tarik bagi siapa saja yang berkunjung ke kuil peninggalan Kerajaan Silla ini. Terletak di wilayah Gyeongju, Kuil Bulguksa ditetapkan menjadi World Cultural Asset oleh UNESCO pada 1995.

    Awalnya kuil yang mulai dibangun pada tahun 528 ini bernama Hwaeom Bulguksa. Tahun 751 di masa pemerintahan Raja Gyeong-Deok, kuil ini dibangun ulang dan kemudian namanya berganti menjadi Bulguksa.

    Kuil Bulguksa tercatat pernah beberapa kali mengalami perbaikan. Tahun 1969 Pemerintah Korea Selatan membentuk Komite Restorasi Kuil Bulgoksa. Empat tahun kemudian beberapa situs yang sempat rusak parah akibat peperangan berhasil direkonstruksi ulang.

    Di dalam kuil ini juga terdapat beberapa peninggalan bersejarah Korea Selatan, dua di antaranya yang paling terkenal adalah Pagoda Dabotap dan Seokgatap.

    Kuil Bulguksa buka setiap hari mulai pukul 07.00 sampai 18.00. Bila ingin masuk ke dalam, pengunjung dikenakan tiket masuk 4 ribu won atau sekitar 45 ribu rupiah.

    Istana Gyeongbokgung

    Jika Anda termasuk orang yang mengagumi sejarah, Istana Gyeongbokgung adalah tujuan wisata yang wajib dikunjungi. Di sini pengunjung bisa menikmati suasana dan arsitektur kompleks istana Korea Selatan masa lampau.

    Saat pertama menginjakkan kaki pengunjung akan disambut kemegahan Gerbang Gwanghwamun, gerbang utama sebelum memasuki kompleks istana.

    Sajian utama kala berkunjung ke Istana Gyeongbokgung adalah Geunjeongjeon Hall. Terletak tepat di tengah kompleks, Geunjeongjeon adalah pusat kegiatan di istana ini. Para pengunjung dipastikan akan merasa kembali ke era kejayaan Korea Selatan. Arsitektur khas kerajaan seperti patung serta relief tetap dipertahankan keutuhannya.

    Tak hanya itu, di Istana Gyeongbokgung juga diadakan upacara minum teh. Upacara minum teh adalah kegiatan yang sakral di kebudayaan Korea Selatan. Untuk bisa merasakan prosesi minum teh sesuai adat kerajaan Korea, pengunjung harus datang pada hari Sabtu dan Minggu di bulan tertentu yakni Mei hingga Juli dan September sampai Oktober.

    Desa tradisional Yangdong

    Jika Anda ingin melihat langsung bagaimana kehidupan masyarakat Korea Selatan di masa lalu maka Yangdong adalah tempat yang tepat.

    Desa Yangdong merupakan desa tradisional terbesar di Korea Selatan. Selain pemandangan alam yang menakjubkan, di desa ini pengunjung dapat menikmati sajian budaya tradisional Korea Selatan serta arsitektur pedesaan yang tetap dipertahankan sejak masa Dinasti Joseon (1392-1910).

    Di desa ini terdapat 160 rumah tua, 54 di antaranya telah berusia 200 tahun. Bahkan ada beberapa rumah yang terletak di daerah lembah telah berumur 500 tahun. Pangeran Charles dan Ban Ki-Moon adalah beberapa tokoh dunia yang pernah berkunjung ke desa yang terletak di wilayah Gyeongju ini.

    Untuk menikmati pemandangan langka yang disuguhkan di Desa Yangdong, pengunjung dikenakan tiket 4 ribu won, sekitar 45 ribu rupiah.

    Kuil Haeinsa

    Kuil Haeinsa dibangun pada tahun 802 oleh dua biarawan Suneung dan Ijun. Nama Haeinsa berasal dari kata Haeim, artinya adalah dunia yang benar-benar tercerahkan.

    Di kuil ini, pengunjung dapat melihat koleksi kitab suci umat Buddha yang dipahat pada 81.258 papan kayu. Koleksi yang diberi nama Tripitaka Koreana ini dibuat pada abad ke-13. Uniknya, benda ini merupakan versi paling utuh dan paling lengkap dari kitab Tripitaka. Sama sekali tidak ada kesalahan atau ralat di seluruh papan kayu sejumlah 81.340 buah dan terbagi dalam 6.791 bab ini.

    Kuil Haeinsa buka setiap hari mulai pukul 08.30 hingga 17.00. Pengunjung yang hendak masuk dikenakan tiket 3 ribu won atau sekitar 35 ribu rupiah.

    Festival Lumpur Boryeong

    Kotor tak selamanya buruk. Boleh dibilang festival mandi lumpur ini adalah salah satu festival terunik di dunia. Lebih dari 3 juta wisatawan baik domestik maupun mancanegara ikut berpartisipasi setiap tahunnya.

    Di festival yang diselenggarakan sejak 1998 ini, pengunjung diperbolehkan bermain sesuka hati di dalam lumpur. Tentu saja ini menjadi pemandangan unik sekaligus menggelikan, jutaan orang berbondong-bondong mengotori diri dengan saling melempar, berguling di dalam kolam lumpur.

    Lumpur yang ada disini ternyata bukan lumpur sembarangan. Penduduk setempat mempercayai lumpur yang ada di Boryeong ini dapat mencerahkan dan mempercantik kulit. Bahkan beberapa universitas terkemuka di Korea Selatan, seperti Korea Research Institute of Chemical Technology pernah meneliti kandungan lumpur ini dan hasilnya memang terbukti baik bagi kulit.

    0 komentar:

    Posting Komentar