Selasa, 24 Maret 2015

Tagged Under:

Dari Mana Inspirasi Sepatu Pintar ala Mahasiswa Atma Jaya?

By: DoniN On: 07.46
  • Share The Gag
  • Dari Mana Inspirasi Sepatu Pintar ala Mahasiswa Atma Jaya?Ilustrasi sepatu (Daria/epicantus)
    Berangkat dari tingginya mobilitas warga Jakarta, dua mahasiswa Universitas Atma Jaya, Hodik Chaiyadi dan Michele Gracia memutuskan untuk menyalurkan ide baru yang berkaitan dengan efisiensi energi. Dari situlah asal mula inspirasi sepatu pintar ala kedua mahasiswa tersebut.

    "Kami ingin ciptakan perangkat pintar yang bisa memanfaatkan aktvitas manusia sehari-hari. Selain tidur, makan, kita kan suka jalan-jalan. Ya sudah deh," cerita Michele pada acara pengumuman juara kompetisi Go Green in the City 2015, Selasa (17/3).

    Hodik dan Michele lalu menciptakan ide pemanfaatan sepatu sebagai kebutuhan pokok manusia yang dijadikan alat charger atau pengisi ulang daya ponsel pintar.

    "Mobilitas orang Jakarta sudah tinggi banget. Jadi kita pilih sepatu sebagai alat yang tepat agar energi gerak orang-orang tidak terbuang percuma," sambung Hodik.
    Keduanya mengaku telah memikirkan ide ini sejak Desember 2014 lalu. Dalam kurun tiga bulan, mereka berhasil memecahkan ide penciptaan proyek bernama Midak Midik ini. Kata Midak Midik berasal dari singkatan kedua nama mereka, Michele-Hodik.

    Keduanya mengklaim, setidaknya tiap 7.000 langkah yang ditempuh oleh manusia, energi yang terkumpul sudah bisa mengisi ulang 50 persen baterai sebuah ponsel pintar.

    "Di dalam sepatu kita lengkapi dengan silicon bag pada bagian depan dan belakang yang dihubungkan oleh channel berisi elektrodathin the electric film, dan fluida," jelas Hodik yang berusia 19 tahun itu.

    Tiap aktivitas berjalan manusia akan mengalirkan fluida yang akan disimpan di output berbentuk power pack. Fungsi power pack di sini sama halnya seperti perangkat power bank.

    "Energi yang dihasilkan dari gerakan jalan manusia dikonversi jadi energi listrik," sambung Michele.

    Proyek Midak Midik ini baru terdengar efektif untuk sepatu jenis keds -- sepatu yang menutupi seluruh kaki.

    Demi mementingkan sisi estetika dan kenyamanan, sepatu ini akan dilapisi sol setebal 5 milimeter. Sementara power pack seberat 60 gram yang melengkapi komponen sepatu Midak Midik ini sifatnya bisa lepas-pasang.

    Tim Midak Midik sejauh ini baru menyalurkan ide, namun karena perangkat masih bersifat purwarupa, maka sepatu pintar ini belum tersedia.
    Dua mahasiswa Atmajaya, Michele dan Hodik (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina)
     
    "Kami melihat ide Midak Midik sangat orisinil. Ada 10 juta penduduk dengan mobilitas tinggi, maka konversi energi ini akan sangat berguna," ujar Country President Schneider Electric Indonesia, Riyanto Mashan.

    Hal senada disampaikan oleh Maritje Hutapea selaku Direktur Konservasi Energi Direktorst Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, yang juga sebagai salah satu juri kompetisi ini.

    Maritje menilai bahwa sepatu sudah menjadi kebutuhan mendasar sehingga inovasi Midak Midik dipercaya akan membawa manfaat besar apabila implementasinya lancar.

    Michele dan Hodik keluar sebagai pemenang utama dalam kompetisi GGITC 2015 yang diselenggarakan oleh perusahaan energi asal Perancis, Schneider. Mereka mendapatkan hadiah sebsar Rp 30 juta.

    Tim Midak Midik akan menjalani kompetisi selanjutnya di tingkat Asia. Apabila lolos, mereka akan dikirim ke Paris, Perancis untuk kompetisi akhir. "Pingin nangis. Bahagia banget, saya enggak nyangka bisa jadi juara," tutur Hodik dengan wajah berbinar. 

    0 komentar:

    Posting Komentar