Pantai Mananga Aba, salah satu pantai indah di Sumba (Dok. Arillia Pitaloka Kurniarsih)
Tiga bulan para pemain Pendekar Tongkat Emas 'diisolasi' di tanah Sumba. Produser Mira Lesmana merasa lokasi itu cocok merepresentasikan 'negeri antah berantah' yang menjadi latar film terbarunya.
Nicholas Saputra, Reza Rahadian, Eva Celia, Christine Hakim, dan para pemain lain sebenarnya tak perlu khawatir 'terkurung' di Sumba. Sepotong surga Indonesia itu punya keindahan luar biasa.
Penyair Taufik Ismail mengakuinya lewat puisi berjudul Beri Daku Sumba. Bait-bait sajak itu menyebut, rindu pada Sumba adalah rasa cinta pada padang terbuka, peternak perjaka, dan seribu ekor kuda.
"Beri daku ranah tanpa pagar, luas tak terkata, namanya Sumba," tulis Taufik.
Di Sumba Timur, lokasi syuting Pendekar Tongkat Emas ada Teluk Tarimbang, padang savana, dan pemandian Weikelo Sawah. Di Sumba Barat dan Tengah, pantai-pantai indah nan menawan menanti dikunjungi.
Lewat pengalaman dan gambar yang direkam kamera petualang asal Jakarta, Arillia Pitaloka Kurniarsih, berikut 10 lokasi wisata Sumba yang bisa dieksplorasi.
Nicholas Saputra, Reza Rahadian, Eva Celia, Christine Hakim, dan para pemain lain sebenarnya tak perlu khawatir 'terkurung' di Sumba. Sepotong surga Indonesia itu punya keindahan luar biasa.
Penyair Taufik Ismail mengakuinya lewat puisi berjudul Beri Daku Sumba. Bait-bait sajak itu menyebut, rindu pada Sumba adalah rasa cinta pada padang terbuka, peternak perjaka, dan seribu ekor kuda.
"Beri daku ranah tanpa pagar, luas tak terkata, namanya Sumba," tulis Taufik.
Di Sumba Timur, lokasi syuting Pendekar Tongkat Emas ada Teluk Tarimbang, padang savana, dan pemandian Weikelo Sawah. Di Sumba Barat dan Tengah, pantai-pantai indah nan menawan menanti dikunjungi.
Lewat pengalaman dan gambar yang direkam kamera petualang asal Jakarta, Arillia Pitaloka Kurniarsih, berikut 10 lokasi wisata Sumba yang bisa dieksplorasi.
Kampung adat Wainyapu di Sumba (Dok. Arillia Pitaloka Kurniarsih)
Kampung Adat dan Rumah Budaya Sumba
Tanah Sumba masih kental akan tradisionalitas. Banyak ditemui rumah adat beratap tinggi dengan penduduk mengunyah sirih atau pinang sembari menenun di terasnya. Tapi, mereka tak tertutup terhadap pengunjung. Sambutan terbuka dan ramah bakal ditemui di sana.Di Sumba Barat, ada kampung Oro Suku Lobo yang masih sangat asli. Pengunjung bisa ikut berbaur dengan kehidupan sederhana mereka. Ikut menguliti jagung, maupun berbincang soal hal-hal ringan.
Kampung adat Waingapu menanti di kecamatan Kodi, Sumba Barat Daya. Itu salah satu desa tertua di Sumba. Bukan hanya ada rumah beratap tinggi yang terbuat dari rumbia, tetapi juga kubur-kubur batu berusia ratusan tahun di halamannya. Sayang, kampung ini kekurangan air bersih.
Lain lagi dengan kampung adat Ratenggaro. Lokasinya lebih beradab, rumah-rumahnya pun cenderung bersih dan baru. Salah satunya ada rumah adat tertinggi di Sumba, dengan atap mencapai 30 meter. Kampung ini paling sering dikunjungi wisatawan.
Tak heran lanskapnya rapi. Rumput-rumput terpangkas dengan ternak berkeliaran bebas. Di dekatnya, ada pantai indah yang bisa disambangi untuk melepas penat.
Masih di Sumba Barat, ada kampung adat lain yang bisa dikunjungi: Prai Ijing. Tak jauh dari kota Waikabubak, kampung ini sudah dimasuki aliran listrik, juga sudah ada televisi bersama meski hanya satu.
Jika ingin tahu lebih banyak soal sejarah dan budaya Sumba, ada sentra yang bisa dikun jungi. Rumah Budaya Sumba didirikan oleh Freter Robert Ramone. Tersedia museum, resor, juga perpustakaan yang berisi banyak literatur soal budaya Sumba.
Pantai Marosi di Sumba (Dok. Arillia Pitaloka Kurniarsih)
Pantai-pantai Indah
Ada puluhan pantai indah yang tersebar di tanah Sumba. Pantai Mananga Aba salah satunya. Meski pemerintah sudah mengubah namanya menjadi lebih akrab, Pantai Kita, masyarakat setempat tetap lebih nyaman menyebutnya dengan nama asli.Penamaan itu sesuai dengan keelokan pantai yang seperti masih perawan. Ini tempat terbaik memotret matahari terbenam di Sumba. Keindahan pantai Mananga Aba terbentang panjang, dengan air jernih dan pasir putih lembut yang memantulkan semburat jingga saat senja mulai tiba.
Selain itu, ada Pantai Mandorak. Lokasinya tersembunyi dan susah dicapai. Namun itu seimbang dengan keindahannya. Mandorak seperti secuil pantai yang tak sengaja dibentuk oleh kerumunan karang dan aliran laut lepas. Pasirnya amat putih, airnya sangat biru. Pantai ini jarang dikunjungi.
Suasana kontras langsung terasa saat mendatangi Pantai Pero. Ini kampung nelayan di Sumba. Pantainya ramai oleh kapal tradisional, tapi tetap ada karang gagah, pasir lembut, dan air bersih.
Pantai Marosi punya karakter yang berbeda lagi. Ombaknya cukup tinggi, cocok untuk berselancar. Di beberapa titik, penduduk lokal asyik berkendara dengan kuda, bahkan tak canggung memandikan hewan itu.
Padang savana Lamboya di Sumba Barat (Dok. Arillia Pitaloka Kurniarsih)
Padang Savana
Sumba Barat bukan hanya punya pantai-pantai menakjubkan. Padang savana Lamboya yang menenangkan juga ada di sana. Padang rumput itu punya dua latar pemandangan yang kontras, laut dan hamparan sawah.Padang itu menyajikan 'karpet' rumput yang luas, dengan semak pendek dan pohon di beberapa titik. Ada sebuah kubur batu yang mencolok mata. Beberapa kerbau dibiarkan bebas merumput dengan tenang.
Pemandangan itu berpadu dengan langit cerah Sumba yang menampilkan warna biru dan putih nan sempurna. Di bulan Februari atau Maret, tempat ini dipakai untuk Festival Pasola atau pertarungan adat penduduk setempat, dengan kuda dan tombak.
Tidak hanya di Sumba Barat, Sumba Timur juga punya padang savana yang menakjubkan. Konturnya berbukit-bukit, yang seluruhnya dilapisi 'karpet' hijau berupa rerumputan.
Butuh perjuangan menuju ke sana. Setidaknya perlu waktu enam jam dari kota, dengan karakter perjalanan yang berkelok-kelok dan melelahkan. Tapi itu semua langsung terhapus begitu melihat kecantikan padang savana ini.
Siapkan bekal makanan jika ingin merasakan nikmatnya piknik di alam bebas, di antara kuda dan kerbau yang merumput santai.
Danau Weekuri di Sumba (Dok. Arillia Pitaloka Kurniarsih)
Danau Weekuri
Lokasi ini ibarat surga tersembunyi. Menuju ke sana tidak mudah. Harus melalui jalan tak mulus bak permainan off road. Jalannya pun tidak lebar, hanya muat untuk satu mobil. Jika berpapasan, habis sudah. Tapi Danau Weekuri layak dikunjungi.Air payaunya berwarna sempurna. Biru kehijauan, terkadang memantulkan kemilau terik matahari. Danau itu sedikit asin karena ada bocoran dari lautan lepas yang masuk lewat sela karang yang menutupinya.
Lokasi Danau Weekuri memang tersembunyi. Ia dikelilingi karang tinggi dan tajam, dengan pepohonan rimbun di tepi-tepinya. Warna hijau pohon dan rumput, berpadu sempurna dengan kejernihan air danau dan birunya langit Sumba.
Pengunjung bisa bebas berenang karena airnya yang menyegarkan dan lokasinya yang tertutup karang. Apalagi tempat itu juga terlindung oleh pepohonan rimbun.
Air Terjun Lapopu
Sampai di lokasi, air terjun tak bisa langsung dilihat. Pengunjung harus berjalan kaki melewati jalan setapak yang licin dan jembatan bambu mengerikan. Jembatan itu hanya muat untuk maksimal dua orang. Lebih dari itu, bisa roboh.
Tapi itu semua langsung terbayar lunas saat air terjun Lapopu hadir di depan mata. Air terjun itu bertingkat-tingkat, dengan ketinggian total sekitar 70 meter. Ia sampai disebut Niagara Kecil, versi 'mini' dari air terjun Niagara di Amerika.
Cipratan air terjun Lapopu terasa dingin sekaligus menyegarkan. Genangan air di bawahnya juga menarik untuk diarungi. Pengunjung boleh berenang, tapi harus hati-hati terhadap bebatuan besar dan tajam di sekitar air terjun.
0 komentar:
Posting Komentar