Ilustrasi selfie (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Teknologi terus mendorong masa depan perjalanan wisata. Dengan teknologi, mudah bagi semua orang memamerkan foto selfie liburan mereka meskipun baru sampai sepuluh menit yang lalu di hotel.
“Teknologi adalah kekuatan mengacaukan terkuat dalam industri perjalanan dewasa ini,” kata Angelo Rossini, analis perjalanan dan pariwisata Euromonitor International. Angelo adalah salah satu editor tahunan WTM Global Trends Report pada 2014 yang rilis akhir bulan lalu pada World Travel Market di London.
Dilansir dari laman CNN, salah satu prediksi paling mengejutkan adalah laporan yang berasal dari Asia. Jutaan orang Asia saat ini membuat pemesanan perjalanan melalui pesan instan. Layanan pesan dari Tiongkok WeChat memiliki 440 juta pengguna aktif. Jumlah tersebut terbesar kedua setelah layanan pesan Amerika Serikat Whatsapp.
Agen perjalanan di Tiongkok Ctrip menjual tiket perjalanan udara, kereta, dan tiket lainnya melalui WeChat. Di saat yang sama, wisatawan yang memakai jasa penerbangan komersial Tiongkok murah Spring Airlines memesan tiket mereka lewat layanan WeChat.
“Pesan singkat menjadi ancaman bagi perusahaan telekomunikasi, dan juga bagi sosial media,” kata Rossini. “Kami berharap agar ini bisa menjadi kasus untuk ditelaah lebih jauh di wilayah negara lain di dunia.”
Laporan itu memprediksi bahwa teknologi, atau perangkat yang terhubung internet, merupakan alat yang semakin penting bagi wisatawan selama beberapa tahun ini. Produk yang saat ini gencar dijual di antaranya Sony SmartWacth dan Google Glass.
Namun, perangkat Apple Watch yang baru rilis 2015 diharapkan sebagai pendobrak teknologi.
Hotel Starwood pemilik hotel Sheraton, St Regis, W, dan beberapa merek global lainnya kian bermain dengan tren teknologi. Aplikasi Apple Wathc dan iPhone memungkinkan para tamu hotel membuka kamar mereka tanpa kartu kunci.
Salah satu yang model teknologi paling ekstrem dilakukan oleh Aloft Hotel. Penginapan yang juga bagian dari kelompok Starwood itu melakukan uji coba memakai robot pelayan pribadi, dijuluki sebagai 'Botler' di Cupertino, California.
“Botler membawa hal-hal yang Anda butuhkan, misalnya pasta gigi, sandal, koran,” kata Caroline Bremmer, kepala perjalanan dan pariwisata untuk Eurmonitor.
Kapal pesiar Royal Caribbean memakai bartender robot di kapal barunya Quantum of the Seas. Kapal tersebut disebut sebagai kapal pesiar berteknologi paling maju di dunia.
Namun, pada pelayaran perdananya teknisi terpaksa harus menarik steker setelah robot tersebut gagal menegakkan gelas koktail cukup dengan cepat.
“Pada beberapa titik, pengenalan teknologi harus fungsional buka sekedar kebaruan. Ada bahaya bahwa bidang perhotelan berjalan menuju ke arah tipu muslihat,” kata Bremmer.
“Teknologi adalah kekuatan mengacaukan terkuat dalam industri perjalanan dewasa ini,” kata Angelo Rossini, analis perjalanan dan pariwisata Euromonitor International. Angelo adalah salah satu editor tahunan WTM Global Trends Report pada 2014 yang rilis akhir bulan lalu pada World Travel Market di London.
Dilansir dari laman CNN, salah satu prediksi paling mengejutkan adalah laporan yang berasal dari Asia. Jutaan orang Asia saat ini membuat pemesanan perjalanan melalui pesan instan. Layanan pesan dari Tiongkok WeChat memiliki 440 juta pengguna aktif. Jumlah tersebut terbesar kedua setelah layanan pesan Amerika Serikat Whatsapp.
Agen perjalanan di Tiongkok Ctrip menjual tiket perjalanan udara, kereta, dan tiket lainnya melalui WeChat. Di saat yang sama, wisatawan yang memakai jasa penerbangan komersial Tiongkok murah Spring Airlines memesan tiket mereka lewat layanan WeChat.
“Pesan singkat menjadi ancaman bagi perusahaan telekomunikasi, dan juga bagi sosial media,” kata Rossini. “Kami berharap agar ini bisa menjadi kasus untuk ditelaah lebih jauh di wilayah negara lain di dunia.”
Laporan itu memprediksi bahwa teknologi, atau perangkat yang terhubung internet, merupakan alat yang semakin penting bagi wisatawan selama beberapa tahun ini. Produk yang saat ini gencar dijual di antaranya Sony SmartWacth dan Google Glass.
Namun, perangkat Apple Watch yang baru rilis 2015 diharapkan sebagai pendobrak teknologi.
Hotel Starwood pemilik hotel Sheraton, St Regis, W, dan beberapa merek global lainnya kian bermain dengan tren teknologi. Aplikasi Apple Wathc dan iPhone memungkinkan para tamu hotel membuka kamar mereka tanpa kartu kunci.
Salah satu yang model teknologi paling ekstrem dilakukan oleh Aloft Hotel. Penginapan yang juga bagian dari kelompok Starwood itu melakukan uji coba memakai robot pelayan pribadi, dijuluki sebagai 'Botler' di Cupertino, California.
“Botler membawa hal-hal yang Anda butuhkan, misalnya pasta gigi, sandal, koran,” kata Caroline Bremmer, kepala perjalanan dan pariwisata untuk Eurmonitor.
Kapal pesiar Royal Caribbean memakai bartender robot di kapal barunya Quantum of the Seas. Kapal tersebut disebut sebagai kapal pesiar berteknologi paling maju di dunia.
Namun, pada pelayaran perdananya teknisi terpaksa harus menarik steker setelah robot tersebut gagal menegakkan gelas koktail cukup dengan cepat.
“Pada beberapa titik, pengenalan teknologi harus fungsional buka sekedar kebaruan. Ada bahaya bahwa bidang perhotelan berjalan menuju ke arah tipu muslihat,” kata Bremmer.
0 komentar:
Posting Komentar