DIMANAKAH KALIAN PARA PEMUDAKU
Oleh Azwar Rasmin
Di mana kalian wahai para pemudaku
Kalian biarkan ibu merana terlalu lama
Kalian biarkan ibu dijamah dan diperkosa oleh mereka
Kalian biarkan ibu menanggung malu di badan
Di manakah kalian wahai para pemudaku
Rumah tinggal kita sudah digadai oleh mereka
Harta-harta kita telah dirampok oleh mereka
Sisa sampahnya ditumpahkan berhamburan di jalan oleh mereka
Tanpa belas kasih dan tanpa tanggung jawab
Di manakah kalian wahai para pemudaku
Sudah puluhan tahun lebih
Kalian kucari ke mana-mana
Hingga hampir lumpuh kaki ini
Kutanyakan kepada siapapun
Kupajang namamu di mana-mana
Aku mencari anakku para Pemuda Indonesiaku
Di manakah kalian wahai para pemudaku
Aku sungguh merindukan kalian
Aku ingin memeluk kalian
Aku hanya ingin menatap mata kalian
Aku hanya ingin menagih sumpahmu
Wahai para pemuda indonesiaku
dari aku ibu pertiwi indonesia
Rabu, 05 November 2014
PUISI TIKUS TIKUS GOT YANG MEMIMPIN KITA
By:
DoniN
On: 17.43
TIKUS-TIKUS GOT YANG MEMIMPIN KITA
Oleh Nurul Magfirah Amir
Tikus got berdasi itu sungguh memuakkan....
Menyesakkan dada para rakyat yang di pimpinnya
Berjuta lembar kertas bahkan bermiliyaran
Lenyap seketika di makan para hewan tak berhalal itu
Pantaskah mereka tikus-tikus got berdasi itu dinyatakan pemimpin
Para pemimpin yang telah di butakan hati dan pikirannya
Maka hati dan pikirannya buta akan perhiasan dunia yang sesat
Sesaat mereka tikus-tikus got bisa berlipat ganda menjadi ratusan bahkan ribuan
Negri ini menjadi sangat kotor dikarenakan mereka para tikus-tikus got
merjalela di persada bumi dan tanah air tercinta ini
Negri ini menjadi berabaut
Berkabut karena polusi kejahatan,perampasan hak,dan ketik adilan para tikus-tikus itu
Sungguh...binasa negri ini disebabkan oleh mereka
Mereka yang tak diharapkan kehadirannya di bumi ini...
Mereka yang menyuap para rakyatnya demi medapatkan kursi tempat mereka beraksi kotor
Mereka yang rela mengemis dan berjanji palsu demi mndapatkan suara rakyat
Adakah mereka sedikit merasakan malu?
Adakah mereka memiliki hati nurani?
Adakah mereka masih memikirkan rakyat-rakyatnya?
Adakah mereka masih mampu hidup dengan harta rakyat jelata yang di rampasnya?
Tidakkah mereka malu pada rakyat?
Yang bekerja keras demi mendapatkan sesuap nasi untuk keluarga tercinta
Pagi hari hingga malam tiba mereka tak henti terus membanting tulang,tak kenal lelah,panas dan malu
Demi mendapatkan rezki yang halal dan ridho tuhannya mereka menjadi tulang punggung keluarganya...
Hinaan,cacimaki tak henti di lontarkannya oleh rakyat atas yang tak berperasaaan,tak mereka hiraukan....
Tak apa bagi mereka di hina oleh orang-orang yang tak berperasaan asal mereka tak hina di mata sang khaliq
Tak apa bagi mereka walau hanya mendapat sedikit reski,asal berkah
Tak apa mereka tinggal di tempat yang kumuh dan tak layak,asal mereka bahagia dan tenang
Tak apa mereka tak mendapakan kedudukan di dunia asal tak jauh dari tuhannya....
Tidakkah para tikus got berdasi itu memikirkan para rakyat jelata?
Akankah tikus-tikus itu musnah hingga di akar di dalam bumi kita?
Akankah hidup mereka berujung pada kesudahan yang tak lagi setelahnya?
Sampai kapankah kesudahan ini akan berakhir?
Oleh Nurul Magfirah Amir
Tikus got berdasi itu sungguh memuakkan....
Menyesakkan dada para rakyat yang di pimpinnya
Berjuta lembar kertas bahkan bermiliyaran
Lenyap seketika di makan para hewan tak berhalal itu
Pantaskah mereka tikus-tikus got berdasi itu dinyatakan pemimpin
Para pemimpin yang telah di butakan hati dan pikirannya
Maka hati dan pikirannya buta akan perhiasan dunia yang sesat
Sesaat mereka tikus-tikus got bisa berlipat ganda menjadi ratusan bahkan ribuan
Negri ini menjadi sangat kotor dikarenakan mereka para tikus-tikus got
merjalela di persada bumi dan tanah air tercinta ini
Negri ini menjadi berabaut
Berkabut karena polusi kejahatan,perampasan hak,dan ketik adilan para tikus-tikus itu
Sungguh...binasa negri ini disebabkan oleh mereka
Mereka yang tak diharapkan kehadirannya di bumi ini...
Mereka yang menyuap para rakyatnya demi medapatkan kursi tempat mereka beraksi kotor
Mereka yang rela mengemis dan berjanji palsu demi mndapatkan suara rakyat
Adakah mereka sedikit merasakan malu?
Adakah mereka memiliki hati nurani?
Adakah mereka masih memikirkan rakyat-rakyatnya?
Adakah mereka masih mampu hidup dengan harta rakyat jelata yang di rampasnya?
Tidakkah mereka malu pada rakyat?
Yang bekerja keras demi mendapatkan sesuap nasi untuk keluarga tercinta
Pagi hari hingga malam tiba mereka tak henti terus membanting tulang,tak kenal lelah,panas dan malu
Demi mendapatkan rezki yang halal dan ridho tuhannya mereka menjadi tulang punggung keluarganya...
Hinaan,cacimaki tak henti di lontarkannya oleh rakyat atas yang tak berperasaaan,tak mereka hiraukan....
Tak apa bagi mereka di hina oleh orang-orang yang tak berperasaan asal mereka tak hina di mata sang khaliq
Tak apa bagi mereka walau hanya mendapat sedikit reski,asal berkah
Tak apa mereka tinggal di tempat yang kumuh dan tak layak,asal mereka bahagia dan tenang
Tak apa mereka tak mendapakan kedudukan di dunia asal tak jauh dari tuhannya....
Tidakkah para tikus got berdasi itu memikirkan para rakyat jelata?
Akankah tikus-tikus itu musnah hingga di akar di dalam bumi kita?
Akankah hidup mereka berujung pada kesudahan yang tak lagi setelahnya?
Sampai kapankah kesudahan ini akan berakhir?
PUISI MAHKAMAH SESAT
By:
DoniN
On: 17.43
MAHKAMAH SESAT
Oleh Hary Tobing
Bergegas keluar,
dentuman perang telah menyebar,
pemimpin tersenyum lebar,
sesama daging saling membakar,
Hasutan mereka terus terhujat,
puncak tertinggi tujuan mereka memanjat,
bukan wakil, mereka bersaing sesat,
usai berjanji mereka terpilih selamat,
Janji mereka palsu,
hanya ada di benak semu,
kitab suci diatas tangan,
dua jari mereka bersumpah demi kemenangan,
Saling teriaki satu sama lain,
demi orang satu mari kudeta pemimpin,
sudah, jangan campur urusan mereka,
beri belati, saling bunuh mereka akan habis semua,
Oleh Hary Tobing
Bergegas keluar,
dentuman perang telah menyebar,
pemimpin tersenyum lebar,
sesama daging saling membakar,
Hasutan mereka terus terhujat,
puncak tertinggi tujuan mereka memanjat,
bukan wakil, mereka bersaing sesat,
usai berjanji mereka terpilih selamat,
Janji mereka palsu,
hanya ada di benak semu,
kitab suci diatas tangan,
dua jari mereka bersumpah demi kemenangan,
Saling teriaki satu sama lain,
demi orang satu mari kudeta pemimpin,
sudah, jangan campur urusan mereka,
beri belati, saling bunuh mereka akan habis semua,
PUISI AIR MATA KORUPTOR
By:
DoniN
On: 17.42
AIR MATA KORUPTOR
Oeh Zimunk
Tahukah engkau mereka menangis menahan lapar
Mereka mengemis karna takut tak dapat makan
Tapi engkau tertawa berleha dengan perut kenyang
Kau jilat keringat mereka
tanpa ada rasa kasihan
Mereka adalah para pemimpi tanpa ada tidur siang
Mereka adalah pelita bangsa tanpa ada kebebasan
Tahukah engkau mereka menggigil
bertaruhkan nyawa di kolong jembatan
Sedang kau hangat dengan selimut
hotel berbintang
Kau teteskan air mata sedang hati bahagia
Kau tertawa bahagia sedang mereka berduka
Kau bagaikan peluru zionis
menikam dada anak tak berdosa
Air mata mu koruptor adalah air hina pelacur pangkalan
Oeh Zimunk
Tahukah engkau mereka menangis menahan lapar
Mereka mengemis karna takut tak dapat makan
Tapi engkau tertawa berleha dengan perut kenyang
Kau jilat keringat mereka
tanpa ada rasa kasihan
Mereka adalah para pemimpi tanpa ada tidur siang
Mereka adalah pelita bangsa tanpa ada kebebasan
Tahukah engkau mereka menggigil
bertaruhkan nyawa di kolong jembatan
Sedang kau hangat dengan selimut
hotel berbintang
Kau teteskan air mata sedang hati bahagia
Kau tertawa bahagia sedang mereka berduka
Kau bagaikan peluru zionis
menikam dada anak tak berdosa
Air mata mu koruptor adalah air hina pelacur pangkalan
PUISI IBU PERTIWI
By:
DoniN
On: 17.41
SUARA IBU PERTIWI
Oleh Casticca Z. D. Miranda
Detak jantung ibu pertiwi kian melemah
Dalam tipuan riuh tepuk tangan Ia menangis karena malu
Berapa banyak lagi pemimpin akan menipu rakyat?
Berapa banyak lagi pemimpinkan jadi pecundang bangsa?
Dalam peluh yang tercucur tumpah butiran-butiran darah merah
mewakili tangis rakyat karena pemimpin bangsa yang munafik
Andai Ibu Pertiwi ada disini. Ia pasti akan berseru!
"Lebih baik aku mati berkalang tanah, dari pada hidup bercermin bangkai. Lebih baik aku terkubur dalam kemuliaan, dari pada hidup dalam tangis tanah air beta"
Mereka bukan wakil rakyat jika tertawa karena air mata bangsa
Mereka bukan wakil rakyat jika bersorak karena ketidakadilan
Mereka hanya tumpukan sampah yang diselimuti jas mahal dan mobil mewah
Oleh Casticca Z. D. Miranda
Detak jantung ibu pertiwi kian melemah
Dalam tipuan riuh tepuk tangan Ia menangis karena malu
Berapa banyak lagi pemimpin akan menipu rakyat?
Berapa banyak lagi pemimpinkan jadi pecundang bangsa?
Dalam peluh yang tercucur tumpah butiran-butiran darah merah
mewakili tangis rakyat karena pemimpin bangsa yang munafik
Andai Ibu Pertiwi ada disini. Ia pasti akan berseru!
"Lebih baik aku mati berkalang tanah, dari pada hidup bercermin bangkai. Lebih baik aku terkubur dalam kemuliaan, dari pada hidup dalam tangis tanah air beta"
Mereka bukan wakil rakyat jika tertawa karena air mata bangsa
Mereka bukan wakil rakyat jika bersorak karena ketidakadilan
Mereka hanya tumpukan sampah yang diselimuti jas mahal dan mobil mewah
PUISI SURAT UNTUK PENGUASA
By:
DoniN
On: 17.41
SURAT UNTUK PENGUASA SUARA BANGSA
Oleh Rahmat Radjendra
Aku mengetuk sanubari sepaling negeri
atas wajah-wajah gelisah dipenuhi segala sanksi
Dalam janji-janji yang renyah di pasarpasar tumpah
dalam gubug-gubug becek kaum-kaum upah
di ladang-ladang buruh serabutan
Di mana rahim-rahim tempat dititipkan
Sedang bunga-bunga bangsa bermekaran
masa ke masa keremangan
kesebalik bilik-bilik suara setiap lidap berpesta
Waktu membarak janji-janji berselimpangan
Seperti layang-layang putus dari benangan
mengalun jauh sampai ke jurang-jurang
Kapal-kapal nelayan
pabrik-pabrik makanan ringan
lapak-lapak warung kopi dan asongan
Di mana rahim-rahim tempat dititipkan
Kemudian, harapan di dada yang sempat menahun
mati suri
Kini sudah bangkit lagi
lewat serat-serat harap tak bersekat
antara aku yang melulukan mati lampu
ketika janji-janji pemilu
Mengetuk sanubari sepaling negeri, atas wajah-wajah gelisah dipenuhi segala sanksi
Tentang pengabdian yang disanksikan
karena sanksi; membencanai kepercayaan
Sebab keadilan-kemakmuran kepincangan
Tentang norma dan etika bernegara
kehilangan makna
Pancasila; tinggal gema
Sebab kemiskinan kejujuran kedudukkan
Tentang penguasa yang lupa daratan
gelap gulita; perubahan
Sebab kecurangan kekuasaan kepanjangan
Tentang sumpah-sumpah yang muntah
ter-c-e-l-u-p-an; Rp
Sebab kepastian kejahatan ketuhanan
Kehilangan makna
Pancasila; tinggal gema
Oleh Rahmat Radjendra
Aku mengetuk sanubari sepaling negeri
atas wajah-wajah gelisah dipenuhi segala sanksi
Dalam janji-janji yang renyah di pasarpasar tumpah
dalam gubug-gubug becek kaum-kaum upah
di ladang-ladang buruh serabutan
Di mana rahim-rahim tempat dititipkan
Sedang bunga-bunga bangsa bermekaran
masa ke masa keremangan
kesebalik bilik-bilik suara setiap lidap berpesta
Waktu membarak janji-janji berselimpangan
Seperti layang-layang putus dari benangan
mengalun jauh sampai ke jurang-jurang
Kapal-kapal nelayan
pabrik-pabrik makanan ringan
lapak-lapak warung kopi dan asongan
Di mana rahim-rahim tempat dititipkan
Kemudian, harapan di dada yang sempat menahun
mati suri
Kini sudah bangkit lagi
lewat serat-serat harap tak bersekat
antara aku yang melulukan mati lampu
ketika janji-janji pemilu
Mengetuk sanubari sepaling negeri, atas wajah-wajah gelisah dipenuhi segala sanksi
Tentang pengabdian yang disanksikan
karena sanksi; membencanai kepercayaan
Sebab keadilan-kemakmuran kepincangan
Tentang norma dan etika bernegara
kehilangan makna
Pancasila; tinggal gema
Sebab kemiskinan kejujuran kedudukkan
Tentang penguasa yang lupa daratan
gelap gulita; perubahan
Sebab kecurangan kekuasaan kepanjangan
Tentang sumpah-sumpah yang muntah
ter-c-e-l-u-p-an; Rp
Sebab kepastian kejahatan ketuhanan
Kehilangan makna
Pancasila; tinggal gema
PUISI MENTARIKU
By:
DoniN
On: 17.40
Oleh Laila Nur Auliani
Kau adalah cahaya hidupku
Penerang perjalananku
Untuk meraih kehidupan
Dan untukku meraih apa yang aku inginkan yang ku cita citakan
Mentariiiiiiiii............
Kau adalah kunci hidupku
Pelita dalam kehidupanku
Kau datang menemani pagi dan siangku
Bersamaku kau memberikan arti kehidupan
Tanpamu Mentarikuuu!!!!
Tak ada Kehidupan
Tak adapun cahaya ilmu yang mendampingi kehidupanku
Tak ada seorang pun yang dapat bertahan di dunia ini
Tanpamu mentariku
Tanpamuu, Bumi ini terasa kosong
Terasa begitu hampa
Dan tak ada yg mampu menghuni dunia ini
Semua mati dengan rasa tak berdosa
Dan lenyap perlahan lahan
Tanpamu, dunia ini dipenuhi oleh esss
Menjadi dunia esss yang dingin
Manusia biasa mungkin tak mampu tuk bertahan
Karena jika kau tiada
Tak ada yang bisa kuraihhh
Mentariku.............
Kau sangat kubutuhkan
Kau sangat penting bagi dunia ini
Sehingga Tuhan Menciptakanmu
Agar kau mendampingi kami selama di dunia
Dan tanpamu Semua Ini akan Tiada
Dan tanpamu kami adalah butiran debuuu
Dan tanpamu kami adalah sekepal esss
Yang tak ada Gunanya.............
PUISI KAMU LULUS
By:
DoniN
On: 17.37
PUISI LULUS
Oleh Amalia Arum Wijayanti
Kau tau kawan?
Satu kata telah mengusik hatiku
Berlayar-layar di angan anganku
Seindah nian kata itu
Sampai tak bisa kulukiskan satu persatu
Semua katanya memperindah kalimatnya
Hatiku merona melihat keelokannya
Kecil hurufnya santun kalimatnya
Hanya bisa menahan tangis di hati
Tersenyum kecil didekat pipi
Gerak gerik lengkungan kupandangi
Sampai di penghujung titik kebahagiaan
Tercipta tetesan air mata
Air telah membasahi tinta
Sepucuk surat menghadapiku
Dengan rasa bahagia bertabur air mata
Terbaca
Kamu Lulus
PUISI PAGI
By:
DoniN
On: 17.36
Oleh Mirna Nur Samsiyah
Pagi cerah dan indah telah datang
Berikan semangat baru pada setiap manusia
Sang Mentari mulai membagi kehangatan pada dunia
Kicauan burung tak pernah lelah meramaikan kisah hidup
Tetesan demi tetesan embun jatuh
menyejukkan bumi yang terlalu panas
Gemericik air beri ketenangan dalam hati
Angin pagi menyapa diri dengan sepoi-sepoinya
Oh Tuhan... Syukur ku kan selalu terucap untuk pagi mu yang sangat indah..
PUISI PELAJARAN BEHARGA
By:
DoniN
On: 17.33
PUISI-PELAJARAN BERHARGA
Oleh Niken Khalida Puteri
Sudah sejak lama aku ingin menulis
Tapi rasanya tak mudah menuangkan setiap ide yang terngiang di otak hingga tak sempat untuk ku tuliskan
Kamu pernah gagal?Mungkin dalam hal meraih cita bahkan cinta.
Tak usah ditanya bagaimana denganku.Kau pasti tau kalau aku juga sempat mengalami kegagalan.
Kejadiannya sudah berlalu
Ya iyalah.Kalau blm berlalu bagaima...na bisa aku tau kalau aku pernah gagal.
Disini aku tak ingin menceritakan yang terjadi
Aku hanya ingin memberi sedikit kesan setelah kejadian pahit itu
Intinya jangan mudah untuk tertipu dengan mulut lelaki
Mulutnya yang manis itu
Sering kali mengumbar kebohongan
Jadi aku pernah merasa di bohongi
Dan kini aku jadi bisa menilai siapa dia yang sebenarnya
Jangan mau mempertahankan pria yang tidak baik
Masih banyak kesempatan untuk perbaiki diri dan kemudian menemukan sosok yang benar-benar pantas untukmu
Tak perlu hadapi dia yg tdk setia
Cukup belakangi dan tinggalkan dia!
Dia yang terlihat sempurna namun ternyata tak berbentuk :)
Aku merasa bersyukur pernah diberi ujian dengan cara dipertemukan dengan makhluk sejahat dia
Pertemuan itu tak berlangsung lama
Sebab Tuhan mencintaiku dan tak akan membiarkan aku bersama orang yang tidak baik
Langganan:
Postingan (Atom)